Kamis, 19 Januari 2012

Bahaya Rokok

TIKA KORBAN PEROKOK PASIF

Kamis, 30/12/2010 16:38 WIB

Jakarta, 'Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauuuh mungkin dari anaknya walau sampai anak dewasa supaya jauh dari kemungkinan terkena flek paru'.

Begitulah tulisan Noor Atika Hasanah dalam statusnya di Facebook dan Twitter, tiga hari sebelum kematiannya yang mengagetkan rekan-rekannya di jejaring sosial.

Bagaimana teman-temannya tidak kaget, karena 10 jam yang lalu, perempuan kelahiran 8 November 1982 itu masih sempat membuat status di Twitter dan Facebook.

Dalam status Facebook dan akun Twitternya @tikuyuz, perempuan yang oleh teman-temannya disapa Tika ini menulis status terakhirnya, bahwa ia sudah satu malam berada di RS Sulianti Saroso Sunter dan sedang menunggu hasil infeksinya.

Namun tiba-tiba pada Kamis 30 Desember 2010 pukul 14.00 WIB, dikabarkan perempuan manis tersebut telah meninggal dunia.

Tika adalah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok.

Dia menulis dirinya terkena flek paru dan divonis dokter menderita Bronchopneumonia Duplex. Meski sudah divonis menderita penyakit paru parah, dia mengaku tidak menyerah dengan penyakit ini.

"Well, hello Bronchopneumonia Duplex! I'm not afraid of you :))," kata Tika dalam status Twitternya pada 24 Desember 2010.

Akibat penyakitnya ini Tika mengaku berat badannya melorot hingga 35 Kg padahal normal berat badannya 42 Kg. Penyakit ini telah membuatnya sering mengalami sesak napas, batuk keras dan pilek.

Kematian Tika kembali menyadarkan orang betapa bahayanya efek merokok walaupun kita bukan perokok. Sudah tak terhitung berapa banyak korban sakit paru-paru dari orang yang bukan perokok. Terperangkap dalam lingkaran para perokok, membuat si perokok pasif punya potensi 30 persen terkena penyakit mematikan mulai dari flek paru hingga kanker paru-paru.

Perokok pasif biasanya menghirup asap yang berasal dari pembakaran rokok dan juga asap yang dikeluarkan oleh seorang perokok aktif. Menjadi perokok pasif sebenarnya tanpa disadari telah membuat seseoran menjadi perokok. Biasanya perokok pasif ini berada di rumah, mobil, tempat kerja dan tempat-tempat umum lainnya seperti bar.

Untuk melihat seberapa besar perokok pasif terpapar asap rokok dapat diuji dengan mengukur kadar nikotin, cotinine dan karbon monoksida dalam darah, air liur atau urinnya. Cotinine ini adalah suatu hasil produk metabolisme nikotin dalam tubuh.

Didapatkan lebih dari 4.000 zat kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedikitnya 250 zat berbahaya dan 50 diantaranya menyebabkan kanker terkandung dalam sebatang rokok.

Zat kimia tersebut seperti arsenik (logam berat beracun), benzene (bahan kimia dalam bensin), beryllium (logam beracun), kadmium (logam yang digunakan untuk baterai), etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat medis), vinil klorida (zat toksik untuk membuat plastik) dan zat lainnya.

Dilansir dari National Cancer Institute, badan internasional untuk penelitian kanker (IARC) telah mengklasifikasikan asap rokok pada manusia sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Karenanya orang yang tidak merokok tapi sering menghirup asap rokok juga memiliki kemungkinan terkena kanker paru.

Diperkirakan orang yang menjadi perokok pasif berpeluang terkena kanker paru-paru 20 sampai 30 persen. Tapi jika perokok pasif tersebut tinggal bersama dengan seorang perokok aktif maka peluangnya menjadi lebih besar. Karena ada kemungkinan orang tersebut terpapar asap rokok setiap harinya, sehingga akumulasi dari zat-zat kimia tersebut semakin besar.

Beberapa penelitian lain menunjukkan asap rokok tak hanya menimbulkan kanker paru-paru saja, tapi juga kanker payudara, kanker rongga sinus hidung, leukimia, limfoma dan tumor otak pada anak-anak. Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk hubungannya dengan kanker-kanker ini.

Paparan dari asap rokok ini bisa mengiritasi saluran udara dan memiliki efek bahaya langsung terhadap jantung dan pembuluh darah. Di Amerika Serikat sendiri perokok pasif telah menyebabkan penyakit jantung sebesar 46.000 setiap tahunnya.

Jika Anda seorang perokok pasif dan tidak ingin terkena kanker paru-paru, sebaiknya hindari tempat-tempat yang memiliki asap rokok serta cobalah untuk tidak terlalu dekat dengan perokok. Selain itu, perbanyak makanan yang mengandung antioksidan dan terapkan pola hidup sehat. Dan buat para perokok menjauhlah agar orang-orang terdekat Anda tidak menjadi korban.  
Salam
Satria Dharma

Sabtu, 14 Januari 2012



“Cara mudah dan praktis berkomunikasi dg  anak pada usia transisi”
Dra. Yeti Widiati Suryani, Psi, CHt
SMPIT Future Islamic School, 24 Desember 2011

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri sehingga jika kita tidak dapat mengelolanya dengan baik maka akan hilanglah masa remaja itu tanpa kesan yang berarti.
Masih banyak di kalangan orang tua yang belum memahami bagaimana caranya menghadapi masa remaja putra-putrinya sehingga berdampak pada menurunnya kualitas belajar mereka  di sekolah, berdasarkan inilah maka SMPIT Future Islamic School mengadakan seminar sehari dengan tema membedah cara berkomunikasi  efektif pada anak usia remaja yang diadakan hari sabtu tepatnya tanggal 24 Desember 2011.
Seminar ini dipandu oleh seorang psikolog yang telah berpengalaman luas dalam mengatasi masalah remaja yaitu Dra Yeti Widiati Suryani, Psi,CHt.
Dalam seminar ini dibahas mengenai pentingnya komunikasi dalam keluarga, lima bahasa cinta dan teknik-teknik cara berkomunikasi yang disampaikan dengan pelbagai macam contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Sekitar  55 peserta yang sebagian besar orang tua siswa ditambah dengan beberapa undangan dari sekolah sekitar mengikuti dengan penuh perhatian kiat2 yang disampaikan oleh ibu yeti terutama ketika membahas lima bahasa cinta yaitu verbal,sentuhan,materi,bantuan dan waktu.
Berikan anak kita kata-kata positif dan motivasi sehingga mereka merasa diperhatikan oleh kedua orang tuanya juga jangan pelit dengan pujian serta berikan pertanyaan yang menunjukkan perhatian kita kepada mereka sehingga anak-anak remaja itu akan merasa nyaman ketika dekat dengan kedua orang tuanya,begitu kata bu yeti ketika menjawab pertanyaan dari salah satu orang tua siswa yang merasa kesulitan dengan putrinya.
Dari hasil angket yang diberikan saat akhir acara, ternyata banyak peserta yang merasa puas dengan materi yang diberikan dan berharap dilain waktu agar diadakan kembali acara yang serupa dengan topik dan tema yang berbeda.(es)
Belajar dari Munif Chatib (1)

Melukis Angka.

Latif adalah siswa yang bermasalah dalam belajar. Masalah yang dia alami sangat kompleks karena kombinasi berbagai masalah. Pertama, dia tidak pernah masuk kelas. Oleh karena itu,banyak sekali materi yang tidak pernah ia ikuti. Kedua, dia tdk pernah membawa buku dan alat tulis. Latif sama sekali tidak termotivasi untuk belajar,akibatnya dia tidak bisa mengenal angka dan penjumlahan.
Ternyata, keluarga menjadi latar belakang terbesar masalah Latif. Sang ibu telah lama bekerja di luar negeri,sementara ayahnya memiliki pekerjaan tidak tetap dan sering ke luar kota. Kondisi ini membuat sang ayah sama sekali tidak memberikan perhatian kepada anaknya,khususnya soal pendidikan. Latif tinggal bersama neneknya yang sama sekali tak peduli urusan sekolah sang cucu. Dapat disimpulkan,masalah Latif bersumber pada kurang perhatian dan kurang kasih sayang orang tuanya.
Namun dibalik masalah tersebut,tersimpan potensi yang luar biasa. Latif sangat suka menggambar dan mewarnai (kecerdasan spasial visual). Guru matematika di kelas Latif punya ide untuk mengajarkan penjumlahan lewat pintu kecerdasan Latif. Guru tersebut memberikan kesempatan kepada Latif untuk belajar penjumlahan dengan cara melukis angka-angka penjumlahan pada kertas folio yang disambung berjejer di dinding kelas. Betapa antusiasnya Latif "menggambar" di dinding tersebut. Inilah sebuah proses gaya mengajar yang berhasil masuk dalam dunia siswa.
Sekarang Latif termotivasi untuk sekolah dan sangat enjoy dengan pelajaran matematika. Hasilnya dia mampu menguasai materi penjumlahan yang dahulu dibencinya.
(Sekolahnya Manusia,Munif Chatib)